Pages

Minggu, 11 Oktober 2020

Teknik Penyimpanan Benih yang Baik

 


Teknik Penyimpanan Benih yang Baik

Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, namun hal ini tidak selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.

Tujuan penyimpanan benih

  • Mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang lama, sehingga ketika akan dikecambahkan benih masih mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum benih disimpan
  • Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
  • Melindungi biji dari serangan hama dan jamur.

 


Faktor penting dalam penyimpanan benih

Ada dua faktor penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga.

Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih.

  • Benih Ortodoks

Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti: karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, kaleng, dll. 

Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC. 

Contoh benih ortodoks: padi, kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah, cabai, kangkung, bayam, sawi, pepaya, melon, anggur dll

 


  • Benih Rekalsitran

Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan. 

Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih ke dalam serbuk gergaji atau arang.

     Contoh benih rekalsitran:

Tanaman kehutanan; damar, tengkawang, kayu hitam,

Tanaman buah-buahan; mangga, durian, duku, langsat, nangka, cempedak, salak, jeruk manis, 

Tanaman perkebunan; kakau, kopi, teh, kelapa, karet, cengkeh, kelapa sawit, dan kayu manis

Cara menyimpan benih

Berikut cara menyimpan benih dengan baik:

  • Bersihkan benih dari kotoran, benih cacat, busuk, serta hewan yang mungkin masih terbawa (untuk benih non kemasan).
  • Pastikan bahwa benih sudah kering, sehingga apabila diperlukan, dapat dilakukan penjemuran dahulu sebelum disimpan. Benih yang belum kering benar, akan berpotensi busuk dan terserang jamur sehingga cepat rusak.
  • Benih yang rawan serangan jamur, dapat direndam dengan larutan fungisida sesuai standar pemakaian, kemudian dijemur lagi sampai kering.
  • Simpan dalam wadah yang tertutup rapat, sehingga respirasi benih dapat dikurangi dan benih lebih awet.
  • Sedapat mungkin simpan pada ruangan yang dingin. Jangan simpan di ruangan yang terlalu panas, karena akan menyebabkan benih cepat rusak dan embrio benih mati.
  • Lakukan test berkala (periode bulanan) untuk memastikan kondisi benih.
sahakan tidak menyimpan benih terlalu lama. Ada benih yang mampu bertahan bertahun-tahun, tetapi ada pula yang hanya bertahan bulanan bahkan minggu.

Untuk benih rekalsitran, ketahanan hanya dalam hitungan hari, sehingga tidak bisa disimpan lama. 

Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembaban.

Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. 

untuk jumlah kecil, benih-benih yang sudah melalui proses pengeringan dapat disimpan di dalam kantong-kantong plastik cetik (ziplock bags) maupun dalam wadah-wadah kering yang memiliki tutup seperti toples atau botol, untuk kemudian diletakkan di tempat yang sejuk, kering, dan gelap.

Sedangkan untuk benih dalam jumlah besar, seperti jagung atau padi, dapat dipilih wadah penyimpanan yang benar-benar kedap udara.

Perlindungan ekstra terhadap serangga dapat dilakukan dengan menaburkan cacahan kering daun nimba (mimba/intaran) atau daun tembakau di dalam wadah.

Selain itu bisa juga menggunakan pestisida. Pestisida ini cukup ditabur begitu saja jika berupa tepung, dan kemudian diaduk bersama benih. Jika pestisidanya berupa cairan, lebih dulu harus diencerkan dengan air, baru kemudian dibasahkan ke benih.

setelah merata, benih harus dikeringkan cepat-cepat, sebelum dimasukkan ke tempat penyimpanan.


Demi menghindari lembab, jangan meletakkan wadah penyimpanan di lantai, melainkan di atas sangga seperti meja, kayu, batu, atau rak.

Selanjutnya, untuk kemudahan identifikasi, sebaiknya satu wadah hanya digunakan untuk satu jenis benih dari satu waktu panen. Kemudian beri label dengan informasi nama tanaman, waktu panen, serta asal benih.

Pemberian label waktu panen penting dari segi praktis, sebab benih rata-rata dapat bertahan dalam penyimpanan untuk kurun waktu paling lama 1 sampai 5 tahun.

Dan informasi asal benih, yakni dari mana benih didapat, bermanfaat jika Anda berniat menyimpan benih-benih pusaka yang perlu dijaga kemurniannya.

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar