Tidak sedikit peternak yang mengalami kegagalan saat mengolah pakan fermentasi. Banyak faktor yang penyebabnya tapi kali ini kita tidak akan membahas terlalu teoritis, kita bahas dengan bahasa yang lebih sederhana saja.
Berdasarkan teori yang kami pahami, fermentasi adalah teknik pengolahan pakan dengan memanfaatkan mikroba (bakteri) sebagai pengurai dalam keadaan anaerob (kedap udara) guna untuk meningkatkan kadar nutrisi yang terkandung dalam bahan olahan.
Syarat-syarat pengolahan fermentasi akan dibahas dalam postingan berbeda, kali ini kita akan langsung pada pembahasan "penyebab kegagalan pakan fermentasi"
1. Kandungan air tidak sesuai
Kadar air awal dalam proses fermentasi berkisar antara 30% -35 % tergantung jenis substrat yg digunakan (Gervais, 2008). Kadar air yang berada dibawah level kritis, aktivitas mikroba akan turun dan mikroba menjadi dorman, sementara kadar air yang terlalu tinggi akan menghambat pergerakan udara dalam substrat (Haddadin, 2009). Akibatnya jika kadar air terlalu berlebihan bisa membuat pakan menjadi busuk.
Cara mengujinya bisa dengan menggenggam bahan pakan, apabila saat diperas tidak keluar air dan bisa menggumpal berarti kadar air sudah cukup.
NB: baiknya rendemen 20-30 %
2. Wadah tidak rapat (jamur, belatung, busuk, dll)
Proses fermentasi memerlukan ruang yang kedap / anaerob / tidak ada pertukaran oksigen. Biasanya kegagalan terjadi pada pengguna wadah plastik yang secara tidak sengaja bocor tertusuk bahan pakan. Akibat yg sering ditemui adalah berjamur atau bahkan busuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
3. Isi kurang padat
Kondisi pakan didalam wadah sebisa mungkin harus padat untuk meminimalisir rongga udara. Itulah mengapa banyak fermentor yang mencacah pakannya agar lebih mudah dipadatkan dan menghemat ruang penyimpanan.
4. Mikroorganisme mati
Tidak sedikit juga fermentor yang menggunakan mikroorganisme rusak / mati. Penyimpanan probiotik sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung agar mikroorganisme didalamnya tidak mati. Apabila mikroorganisme mati, proses fermentasi akan terhambat atau bahkan gagal.
5. Temperatur
Hampir sama dengan proses penyimpanan probiotik, sebaiknya penyimpanan fermentasi pakan ditempatkan pada tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Demikian pembahasan mengenai penyebab kegagalan pakan fermentasi menurut juragan sendang. Apabila ada teori lain yang bisa memperbaiki tulisan ini, mohon tulis di kolom komentar agar para pembaca dapat mengambil manfaat dan ilmu dari kita semua.
Selamat mencoba, semoga berhasil dan salam juragan ternak.
2. Wadah tidak rapat (jamur, belatung, busuk, dll)
Proses fermentasi memerlukan ruang yang kedap / anaerob / tidak ada pertukaran oksigen. Biasanya kegagalan terjadi pada pengguna wadah plastik yang secara tidak sengaja bocor tertusuk bahan pakan. Akibat yg sering ditemui adalah berjamur atau bahkan busuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
3. Isi kurang padat
Kondisi pakan didalam wadah sebisa mungkin harus padat untuk meminimalisir rongga udara. Itulah mengapa banyak fermentor yang mencacah pakannya agar lebih mudah dipadatkan dan menghemat ruang penyimpanan.
4. Mikroorganisme mati
Tidak sedikit juga fermentor yang menggunakan mikroorganisme rusak / mati. Penyimpanan probiotik sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung agar mikroorganisme didalamnya tidak mati. Apabila mikroorganisme mati, proses fermentasi akan terhambat atau bahkan gagal.
5. Temperatur
Hampir sama dengan proses penyimpanan probiotik, sebaiknya penyimpanan fermentasi pakan ditempatkan pada tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Demikian pembahasan mengenai penyebab kegagalan pakan fermentasi menurut juragan sendang. Apabila ada teori lain yang bisa memperbaiki tulisan ini, mohon tulis di kolom komentar agar para pembaca dapat mengambil manfaat dan ilmu dari kita semua.
Selamat mencoba, semoga berhasil dan salam juragan ternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar