Pages

Kamis, 29 Oktober 2020

Jagung dan Pakan Ternak

Dari jagung bisa diproses menjadi berbagai macam produk. Baik food grade mau pun feed grade.

FEED GRADE

CGF (corn gluten feed), jagung yang diproses diambil karbohidratnya untuk dijadikan gula. Tersisa protein -/+ 23% dll.

Sisa pencucian jagung pada waktu pengambilan pati, berbentuk kental dan kaya nitrogen. Merupakan produk sampingan produksi tepung jagung dan sirop/gula jagung. CGF mengandung protein termasuk dalam kadar sedang, tapi TDN tinggi. Protein dalam CGF mudah terdegradasi dalam rumen.

KOMPOSISI (%) :

1. BK 90;

2. PK 22;

3. LK 3;

4. SK 8;

5. Ca 0,3;

6. P 0,75;

7. TDN 75.

 

CGM (corn gluten meal), jagung yang diproses diambil minyaknya, tersisa protein 60-62% dan pigmen.
 Merupakan produk sampingan pabrik tepung jagung dan sirop/gula jagung. Mengandung protein dalam jumlah tinggi. Bisa dipakai sebagai supplemen protein untuk ternak dan unggas. TDN-nya sedikit lebih rendah daripada jagung dan  terdegradasi lambat di dalam rumen.

KOMPOSISI (%) :
1. BK 90
2. PK 60
3. LK 2,5
4. SK 2
5. Ca 0,04
6. P 0,5
7. TDN 83.

 

DDGS, jagung yang diproses diambil karbohidratnya melalui fermentasi untuk dijadikan etanol. Bahan biofuel. Tersisa proteinnya -/+ 25%.

Distillers Dried Grains with Solubles (DDGS) adalah hasil sampingan dari proses produksi jagung menjadi ethanol. Sudah dikenal sejak awal tahun 1970-an, namun baru berkembang setelah tahun 2000-an bersamaan dengan ethanol yang diproduksi dari jagung yang mulai berkembang.

Di negara Amerika, DDGS banyak sekali digunakan sebagai pakan sapi, baik sapi perah ataupun sapi pedaging. Diberikan dalam bentuk kering ataupun basah, terutama kepada sapi-sapi yang diternakkan di daerah sekitar pabrik. Lebih dari 80% DDGS tersedia untuk penggunaan pakan ternak, hal ini membuktikan bahwa penggunaan DDGS dalam pakan ternak memang keunggulan.

DDGS mengandung protein yang sangat tinggi untuk dijadikan bahan pakan ternak, sehingga sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak. Selain itu, DDGS mengandung protein yang mudah dicerna dan sumber energi yang sangat baik untuk sapi.

DDGS dapat dimasukkan sebanyak 20 % dalam campuran pakan kering, ini merupakan pakan yang bernilai sangat tinggi bagi sapi, baik sapi penghasil susu maupun sapi penghasil daging. DDGS juga dapat dijadikan pakan unggas dan pakan ternak ruminansia yang lain seperti ayam, bebek, kambing, dan lain sebagainya.


NB : Bahwa jagung tidak bisa menggantikan, CGF, CGM, DDGS 



Penyebab Kegagalan Membuat Pakan Fermentasi


Tidak sedikit peternak yang mengalami kegagalan saat mengolah pakan fermentasi. Banyak faktor yang penyebabnya tapi kali ini kita tidak akan membahas terlalu teoritis, kita bahas dengan bahasa yang lebih sederhana saja.

Berdasarkan teori yang kami pahami, fermentasi adalah teknik pengolahan pakan dengan memanfaatkan mikroba (bakteri) sebagai pengurai dalam keadaan anaerob (kedap udara) guna untuk meningkatkan kadar nutrisi yang terkandung dalam bahan olahan.

Syarat-syarat pengolahan fermentasi akan dibahas dalam postingan berbeda, kali ini kita akan langsung pada pembahasan "penyebab kegagalan pakan fermentasi"
 
1. Kandungan air tidak sesuai
Kadar air awal dalam proses fermentasi berkisar antara 30% -35 % tergantung jenis substrat yg digunakan (Gervais, 2008). Kadar air yang berada dibawah level kritis, aktivitas mikroba akan turun dan mikroba menjadi dorman, sementara kadar air yang terlalu tinggi akan menghambat pergerakan udara dalam substrat (Haddadin, 2009). Akibatnya jika kadar air terlalu berlebihan bisa membuat pakan menjadi busuk.
Cara mengujinya bisa dengan menggenggam bahan pakan, apabila saat diperas tidak keluar air dan bisa menggumpal berarti kadar air sudah cukup. 
NB: baiknya rendemen 20-30 %

2. Wadah tidak rapat (jamur, belatung, busuk, dll)
Proses fermentasi memerlukan ruang yang kedap / anaerob / tidak ada pertukaran oksigen. Biasanya kegagalan terjadi pada pengguna wadah plastik yang secara tidak sengaja bocor tertusuk bahan pakan. Akibat yg sering ditemui adalah berjamur atau bahkan busuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap.

3. Isi kurang padat
Kondisi pakan didalam wadah sebisa mungkin harus padat untuk meminimalisir rongga udara. Itulah mengapa banyak fermentor yang mencacah pakannya agar lebih mudah dipadatkan dan menghemat ruang penyimpanan.

4. Mikroorganisme mati
Tidak sedikit juga fermentor yang menggunakan mikroorganisme rusak / mati. Penyimpanan probiotik sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung agar mikroorganisme didalamnya tidak mati. Apabila mikroorganisme mati, proses fermentasi akan terhambat atau bahkan gagal.

5. Temperatur
Hampir sama dengan proses penyimpanan probiotik, sebaiknya penyimpanan fermentasi pakan ditempatkan pada tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Demikian pembahasan mengenai penyebab kegagalan pakan fermentasi menurut juragan sendang. Apabila ada teori lain yang bisa memperbaiki tulisan ini, mohon tulis di kolom komentar agar para pembaca dapat mengambil manfaat dan ilmu dari kita semua.
Selamat mencoba, semoga berhasil dan salam juragan ternak.


Perlunya Bank Pakan

 

Apa Perlunya Bank Pakan?

Bagi peternak dengan jumlah ternak yang cukup banyak tentunya sangat perlu dan bahkan wajib mempunyai bank pakan agar lebih mudah dalam pemeliharaan 

Yang dimaksud dengan bank pakan adalah tempat dimana peternak menyimpan pakan dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan ternaknya selama masa pemeliharaan 

Apa itu hay?

Hay adalah hijauan pakan ternak yang diawetkan dengan cara mengurangi kadar airnya untuk menghambat proses pembusukan.

Apa itu Silase? 

Silase adalah pakan yang berbahan baku hijauan, hasil samping pertanian atau bijian berkadar air tertentu yang telah diawetkan dengan cara disimpan dalam tempat kedap udara selama kurang lebih tiga minggu. Penyimpanan pada kondisi kedap udara tersebut menyebabkan terjadinya fermentasi pada bahan silase

Apa itu Pakan Fermentasi 

Pakan fermentasi adalah pakan ternak hasil dari proses pemecahan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme diubah menjadi senyawa sederhana. Adanya pakan fermentasi membuat para peternak tidak perlu lagi pusing mencari pakan. Peternak bisa mengatur cadangan pakan ternaknya sesuai dengan kebutuhan

NB: Pakan Komplit = Konsentrat + Serat

Berikut contoh membuat pakan  fermentasi serat 

 

 Berikut contoh membuat konsentrat


 

 

 #bankpakan #silase #fermentasi #lsochcs #dwijayacorps #agenhcs #programhcs #komunitashcs #nofridwiharmono

Senin, 19 Oktober 2020

Daftar Istilah di dalam Peternakan

 


Daftar Istilah Dalam Peternakan,

berikut ini adalah beberapa pengertian tentang bahan baku pakan :

1. Air, Rendemen / kandungan air dalam setiap jenis pakan bervariasi. Hijauan umumnya mengandung 75—90% air. Sementara itu, untuk pakan yang sudah kering, seperti dedak padi, mengandung 10% air. Kadar air dalam pakan perlu diketahui untuk membandingkan dengan nilai nutrisi berdasarkan bahan keringnya.

2. Protein Kasar (PK) merupakan semua ikatan yang mengandung Nitrogen (N), baik protein sesungguhnya(true protein) maupun zat-zat yang mengandung protein, tapi bukan protein.

3. Bahan Kering (BK) adalah komponen pakan ternak yang sudah tidak mengandung air. Pengetahuan mengenai bahan kering pada pakan ternak diperlukan untuk perhitungan Penyusunan dan pemberian pakan ternak.

4. Abu merupakan zat pakan anorganik, abu mengadung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh ternak seperti, Ca, K, Na, Mg, Fe, P, dan CL.

5. Lemak Kasar(LK), kadar lemak dalam pakan dapat diketahui melalui ekstrak yang dilarutkan dalam ether, meski zat-zat lain juga larut di dalamnya. Karena itu, kadar lemak yang menjadi acuan perhitungan lebih tepat disebut lemak kasar(LK)

6. Karbohirat, dalam analisih proksimat, yang termasuk karbohidrat adalah Bahan ekstrak tanpa nitrogen(BETN). BETN merupakan komponen karbohidrat yang mudah dicerna dan sumber energi yang baik bagi ternak ternak. Nilai BETN didapatkan dari 100% dikurangi persentase abu, serat kasar, lemak, dan protein kasar.

7. Serat Kasar(SK) merupakan komponen karbohidrat yang terdiri atas polisakarida yang tidak larut (selulosa dan hemiselulosa) serta lignin. Dalam ikatan lignoselulosa lignin memiliki koefisiensi cerna sangat rendah. Semakin tua tanaman, kandungan ligninnya semakin tinggi. Jerami padi termasuk bahan pakan dengan kandungan lignin tinggi sehingga sulit dicerna.

8. Konsentrat merupakan makanan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya karbohidrat dan protein seperti jagung kuning, bekatul, dedak gandum dan bungkil (kedelai dan kelapa). Konsentrat untuk ternak umumnya disebut makanan penguat atau bahan baku makanan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, dan mudah dicerna.

Pemberian pakan jerami padi fermentasi bersama dengan konsentrat, memungkinkan setiap bahan akan saling menutupi kekurangannya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh. Untuk mengetahui zat makanan yang dapat diabsorbsi oleh tubuh maka diperlukan pengukuran daya cerna.

Kosentrat dapat dibagi dua bagian yaitu:

Konsentrat sebagai sumber protein adalah sumber konsentrat yang mengandung nilai protein lebih dari 18%, dan TDN(Total Digestablenya) adalah 60%. Misalnya tepung ikan, tepung daging, tepung susu, tepung darah, tepung bulu, dan tepung cacing, tepung kedelai, bungkil kedalai, bunngkil kelapa, bungkil kelapa sawit.

Kosentrat sebagai sumber energy adalah konsentrat yang mengadung nilai protein di bawah 18%, daya cerna(TDN) 60%, dan serat kasarnya lebih dari 10%, contohnya adalah dedak, bekatul, jagung, polar, dll.

9. Total Digestible Nutrient (TDN) dalam bahasa Indonesia adalan total nutrient tercerna. Jumlah persetase semua sumber pakan ternak yang dapat dicerna, seperti protein, karbohidrat, serat kasar dan lemak. Untuk menghitung TDN adalah dengan menjumlahkan presentase dari zat pakan tersebut.

10. Ransum adalah bahan pakan campuran dua atau lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari. Ransum adalah campuran bahan pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang terdiri dari dua atau lebih bahan pakan dari berbagai jenis bahan pakan yang telah dihitung nilai energi dan nutrisinya yang diperlukan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam satu hari.

11. Complete Feed merupakan suatu aplikasi teknologi formulasi pakan dimana mencampur(mix) semua bahan pakan yang ada, seperti dari hijauan ( limbah pertanian ) dan konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya sedikit tambahan rumput segar. Pakan complete feed merupakan fomulasi ransum yang berimbang yang telah lengkap, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, seperti untuk pertumbuhan, perawatan jaringan maupun produksi. Dalam aplikasi pemberiannya, ransum complete feed tidak memerlukan bahan tambahan lainnya kecuali air minum.

12. Sumber bahan Additive adalah bahan tambahan yang perlu atau biasa ditambahkan dalam jumlah yang relatif sedikit dalam bahan pakan yang kadang kala diperlukan untuk melengkapi ransum yang disusun. Misalnya menambahkan aroma atau cita rasa, asam amino atau vitamin.

13. Sumber serat adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan serat kasar (SK) >18%, contohnya limbah pertanian, kulit biji polong-polongan dll.

14. Sumber energi adalah bahan-bahan yang memiliki kadar protein kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau dinding selnya kurang dari 35%, contohnya biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, umbi-umbian dan limbah sisa penggilingan.

15. Sumber protein adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan protein kasar >20% baik bahan yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti bungkil, maupun yang berasal dari hewan seperti silase ikan.

16. Sumber mineral adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi, misalnya garam dapur, kapur makan, tepung ikan, grit kulit bekicot, grit kulit kerang dan grit kulit ikan.

17. Sumber vitamin adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan vitamin cukup tinggi, misalnya makanan berbutir dan umbi-umbian.

18. Pakan tambahan adalah bahan-bahan tertentu yang ditambahkan kedalam ransum, seperti obat-obatan, anti biotika, hormon, air, dan zat pengharum.

Minggu, 18 Oktober 2020

Manfaat Tongkol Jagung (Janggel Jagung)

 

TONGKOL JAGUNG
Bisa digunakan sebagai salah satu bahan baku pakan ternak ruminansia sumber serat.

Tongkol jagung (Jawa : janggel ), merupakan bagian dari buah jagung setelah bijinya dipipil. Kandungan nutrisi tongkol jagung berdasarkan analisis di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak meliputi :
1. Kadar air 29,54%;
2. Bahan kering (BK) 70,45%;
3. Protein kasar 2,67%;
4. Serat kasar 46,52%.
Dalam 100% bahan kering BK.

Tongkol jagung merupakan sisa hasil pertanian yang memiliki kualitas yang rendah. Tongkol jagung bisa digunakan sebagai unsur serat bahan konsentrat pada pakan ternak ruminansia. Kandungan serat kasar tinggi, protein dan kecernaan rendah. Oleh karena itu, dalam pemanfaatannya sebagai bahan pakan, tongkol jagung perlu ditingkatkan kualitasnya antara lain dengan teknologi pengolahan fermentasi atau pembuatan silase.

PENGOLAHAN
Upaya peningkatan kualitas tongkol jagung sebagai pakan ruminasia dapat dilakukan dengan perlakuan fisik, kimiawi, biologi atau gabungan perlakuan tersebut.

Perlakuan fisik dengan dikeringkan dan lalu digiling dengan lubang saringan 2-3 mm. Kemudian dilanjut difermentasi tertutup menggunakan  mikrobia probiotika selulolitik dan lignolitik. agar terjadi peningkatan kualitas secara nyata (signifikan). Proses fermentasi bertujuan menurunkan kadar serat kasar (SK) dan serat sangat kasar (SSK), meningkatkan kecernaan dan sekaligus meningkatkan kadar protein kasar

PENGGUNAAN
Setelah difermentasi bisa digunakan sebagai salah satu unsur serat. Porsinya maksimum 10 % dari pakan komplet.


 

Rabu, 14 Oktober 2020

Manfaat Kulit Kopi

 

Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat menjanjikan, karena kopi Indonesia sangat terkenal di seluruh dunia. Bahkan menurut Ditjen Perkebunan, Kementan, bahwa ekspor kopi menjadi salah satu komoditas unggulan.

Dengan makin berkembangnya pengolahan kopi baik skala kecil atau skala industri tentunya akan menghasilkan hasil sampingan dari pengolahan kopi tersebut yaitu salah satunya adalah limbah kulit kopi. Dari pengolahan tersebut akan menghasilkan ± 65 % biji kopi dan ± 35 % limbah kulit kopi yang mana limbah kulit kopi tersebut masih bisa dimanfaatkan. Kandungan dalam kulit kopi sendiri memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut CP 9,94 %, SK 18,17 %, Lemak 1,97 %, Abu 11,28 %, Ca 0,68 %, P 0,20 %, GE 3306 Kkal dan TDN 50,6 %.

Isu lingkungan yang kerap digalakkan membuat pelaku industri kopi berpikir kreatif untuk mengolah limbah kopi. Limbah yang dihasilkan di perkebunan maupun di kedai kopi (berupa ampas) sudah bisa diolah tanpa dibuang begitu saja. Lalu apa saja yang bisa dihasilkan limbah kopi? Simak ulasan di bawah ini.

Diolah Menjadi Cascara 

Selama ini kita hanya mengetahui fungsi dari kulit kopi adalah sebagai pelindung buah dan juga biji kopi,dan biasanya kulit buah kopi dibuang begitu saja. Padahal kalau diolah dan dimanfaatkan bisa memiliki daya jual yang tinggi. Apalagi penjualan Cascara ini prospeknya cukup bagus.

Kini cascara telah menjadi idola yang mulai bisa dinikmati para peminum kopi dunia. sekarang banyak petani yang mulai mengolah cascara mereka dengan tidak membuang limbah kopi sisa proses begitu saja. Cascara sendiri adalah teh dari kulit ceri kopi yang diolah sedemikian rupa dan kemudian dikeringkan. Setelah dikeringkan cascara kemudian bisa diseduh layaknya teh dan dinikmati seperti menikmati kopi dan teh. Cascara memiliki cita rasa fruity yang kuat. Dengan adanya cascara, limbah kopi kini mulai berkurang jumlahnya.

Sebagai Alternatif Pakan Ternak

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui BPTP Bangka Belitung memperkenalkan teknologi pemanfaaatan limbah kopi sebagai pakan ternak. Limbah kulit kopi difermentasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kandungan nutrisinya.

Kulit kopi cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan baku pakan ternak ruminansia kecil mau pun besar. Kandungan nutrisi kulit kopi non fermentasi, protein kasar 8,49%, relatif setara dengan kandungan protein rumput Gajah. Harga kulit kopi yg relatif murah menjadi salah satu alternatif pakan

Tapi terdapat beberapa faktor pembatas penggunaan kulit kopi, diantaranya :
1. Kadar serat kasar tinggi, TDN rendah;

2. Zat antinutrisi : tannin dan kafein.

Fermentasi (tertutup) merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan nilai nutrisi dan palatabilitasnya. Potensi kandungan gizi kulit kopi masih bisa ditingkatkan dengan fermentasi tertutup pakai probiotika Aspergillus niger. Setelah difermentasi, kadar proteinnya bisa meningkat menjadi 17,81% dan serat kasar bisa turun dari 18,74% menjadi 13,05% (Budiari, 2009).

Kulit kopi yang telah difermentasi tertutup, bisa mengurangi zat anti nutrisinya. Setelah difermentaai tertutup selama minimum 4 minggu, sudah matang, bisa dipakai untuk menggantikan (substitusi) dedak, sebagian. Penggunaannya untuk ternak ruminansia dalam konsentrat maksimum 20% (setelah difermentasi tertutup). Bila tidak difermemtasi, penggunaannya maksimum 5% saja.

KOMPOSISI (%) SEBELUM DIFERMENTASI :
1. BK 95,22
2. PK 8,49
3. LK 0,26
4. SK 18,74
5. Ca 0,60
6. P 0,20
7. TDN 50,6
8. Gross Energy (GE) 3.306 KCal/kg

KOMPOSISI (%) SETELAH DIFERMENTASI :
1. BK 86
2. PK 17,81
3. LK 1,06
4. SK 13,05
5. Ca 0,76
6. P 0,62
7. TDN 56,9
8. GE 3.918 KCal/kg.

Limbah kulit kopi mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan alternatif pakan ternak yang bisa meningkatkan produktifitas ternak. Pemanfaatannya bisa dilakukan khususnya di perkebunan kopi rakyat yang memiliki hewan ternak di lingkungan kebun tersebut.

Dapat Dijadikan Sebagai Pupuk Kompos

Ternyata limbah kopi juga bisa dijadikan pupuk kompos yang ternyata baik untuk tanaman. Limbah kopi dinilai layak dijadikan kompos karena bisa diuraikan secara organik. Proses pengolahan dari limbah kopi menjadi kompos dilakukan secara aerobik yaitu memerlukan bantuan oksigen. Pupuk kompos dari limbah kopi ini menjadi alternatif para petani agar mengurangi limbah serta menjadi pilihan tepat mendapatkan pupuk untuk tanaman lain secara lebih ekonomis.

Minggu, 11 Oktober 2020

Teknik Penyimpanan Benih yang Baik

 


Teknik Penyimpanan Benih yang Baik

Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, namun hal ini tidak selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.

Tujuan penyimpanan benih

  • Mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang lama, sehingga ketika akan dikecambahkan benih masih mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum benih disimpan
  • Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
  • Melindungi biji dari serangan hama dan jamur.

 


Faktor penting dalam penyimpanan benih

Ada dua faktor penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga.

Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih.

  • Benih Ortodoks

Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti: karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, kaleng, dll. 

Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC. 

Contoh benih ortodoks: padi, kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah, cabai, kangkung, bayam, sawi, pepaya, melon, anggur dll

 


  • Benih Rekalsitran

Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan. 

Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih ke dalam serbuk gergaji atau arang.

     Contoh benih rekalsitran:

Tanaman kehutanan; damar, tengkawang, kayu hitam,

Tanaman buah-buahan; mangga, durian, duku, langsat, nangka, cempedak, salak, jeruk manis, 

Tanaman perkebunan; kakau, kopi, teh, kelapa, karet, cengkeh, kelapa sawit, dan kayu manis

Cara menyimpan benih

Berikut cara menyimpan benih dengan baik:

  • Bersihkan benih dari kotoran, benih cacat, busuk, serta hewan yang mungkin masih terbawa (untuk benih non kemasan).
  • Pastikan bahwa benih sudah kering, sehingga apabila diperlukan, dapat dilakukan penjemuran dahulu sebelum disimpan. Benih yang belum kering benar, akan berpotensi busuk dan terserang jamur sehingga cepat rusak.
  • Benih yang rawan serangan jamur, dapat direndam dengan larutan fungisida sesuai standar pemakaian, kemudian dijemur lagi sampai kering.
  • Simpan dalam wadah yang tertutup rapat, sehingga respirasi benih dapat dikurangi dan benih lebih awet.
  • Sedapat mungkin simpan pada ruangan yang dingin. Jangan simpan di ruangan yang terlalu panas, karena akan menyebabkan benih cepat rusak dan embrio benih mati.
  • Lakukan test berkala (periode bulanan) untuk memastikan kondisi benih.
sahakan tidak menyimpan benih terlalu lama. Ada benih yang mampu bertahan bertahun-tahun, tetapi ada pula yang hanya bertahan bulanan bahkan minggu.

Untuk benih rekalsitran, ketahanan hanya dalam hitungan hari, sehingga tidak bisa disimpan lama. 

Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembaban.

Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. 

untuk jumlah kecil, benih-benih yang sudah melalui proses pengeringan dapat disimpan di dalam kantong-kantong plastik cetik (ziplock bags) maupun dalam wadah-wadah kering yang memiliki tutup seperti toples atau botol, untuk kemudian diletakkan di tempat yang sejuk, kering, dan gelap.

Sedangkan untuk benih dalam jumlah besar, seperti jagung atau padi, dapat dipilih wadah penyimpanan yang benar-benar kedap udara.

Perlindungan ekstra terhadap serangga dapat dilakukan dengan menaburkan cacahan kering daun nimba (mimba/intaran) atau daun tembakau di dalam wadah.

Selain itu bisa juga menggunakan pestisida. Pestisida ini cukup ditabur begitu saja jika berupa tepung, dan kemudian diaduk bersama benih. Jika pestisidanya berupa cairan, lebih dulu harus diencerkan dengan air, baru kemudian dibasahkan ke benih.

setelah merata, benih harus dikeringkan cepat-cepat, sebelum dimasukkan ke tempat penyimpanan.


Demi menghindari lembab, jangan meletakkan wadah penyimpanan di lantai, melainkan di atas sangga seperti meja, kayu, batu, atau rak.

Selanjutnya, untuk kemudahan identifikasi, sebaiknya satu wadah hanya digunakan untuk satu jenis benih dari satu waktu panen. Kemudian beri label dengan informasi nama tanaman, waktu panen, serta asal benih.

Pemberian label waktu panen penting dari segi praktis, sebab benih rata-rata dapat bertahan dalam penyimpanan untuk kurun waktu paling lama 1 sampai 5 tahun.

Dan informasi asal benih, yakni dari mana benih didapat, bermanfaat jika Anda berniat menyimpan benih-benih pusaka yang perlu dijaga kemurniannya.

 


 


Refugia, Melawan Hama dengan Tanaman Hias

 


Salah satu cara pengendalian hama tanaman padi dengan memanfaatkan tanaman hias dikenal dengan sebutan Refugia. Menurut berbagai sumber, refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Teknik Refugia lebih tergolong ekonomis dan juga tentu lebih ramah lingkungan dan kesehatan, karena dengan menggunakan teknik ini kita tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan.

Refugia bisa merupakan tanaman bunga-bunga yang ada di galangan atau pinggir sawah. Tanaman hias itulah yang akan menarik serangga, lalu menjadi tempat hidup dan berlindung musuh alami hama tanaman padi (wereng dan penggerek batang). Cara ini telah diuji coba di Vietnam dengan menanam tanaman bunga dan sayur di pematang sawah.


Dengan adanya tanaman hias di pinggir sawah, musuh alami tersebut lebih sehat dan daya hidupnya lebih lama. Saat menyerang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pun lebih gesit dibanding tidak ada refugia, karena musuh alami hanya mengkonsumsi pakan dari pinggir sawah. Musuh alami tersebut menjadi sahabat petani dalam menyerang hama penyakit.


Bagaimana memilih tanaman untuk refugia? Banyak alternatifnya, tetapi lebih baik adalah tanaman yang berbunga. Refugia tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai usaha konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan serangga hama yang tidak kita kehendaki.


Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga yang mencolok dan dan mempunyai warna yang diminati musuh alami. Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia).


Kelebihan bunga kertas, selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba dan lebah. Kelebihan lain tanaman ini mudah ditanam (cepat tumbuh), bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan berkelanjutan.

Ada jenis gulma yang dapat digunakan sebagai refugia asteraceae (keluarga aster).Gulma ini ditata pada jalur khusus Jenis gulma berbunga ini akan menarik serangga musuh alami, pengaruh gulma terhadap tanaman pokok tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian.

Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga disekitar lahan pertanian juga berpotensi menjadi refugia, yaitu antara lain jenis S'ynedrella nodiora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens, dan Arachis pentoi.


Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman refugia adalah jangan terlalu dekat dengan komoditas utama agar tidak berebut undur hara dan air. Selain itu, penyemprotan hanya saat populasi hama sudah tinggi. Diharapkan agar serangga menguntungkan yang sudah ada di lahan tidak ikut terbunuh saat penyemprotan

Pemanfaatan tanaman refugia sebagai microhabitat serangga hama dan musuh --musuh alami dapat diterapkan di lahan persawahan maupun lahan sayuran untuk mengendalikan hama secara almiah. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar.

 


Bilamana dalam luasan yang cukup tanaman refugia ini tumbuh bersanding dengan tanaman dilahan pertanian akan membuat suasana agrowisata dan keadaan seperti ini akan membuat petani betah di lahan hatipun senan